Pages

Senin, 28 Mei 2012

sekilas muhammadiyah bukittinggi





 



MUHAMMADIYAH
 DI
BUKITTINGGI

1927 – 2012.

Pertumbuhan Dan Perkembangan
Dari Sungai Batang ke Bukititnggi.

Pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah di Minang Kabau khususnya Bukititnggi sesungguhnya merupakan  suatu hal sangat luar biasa bila ditilik dari situasi  pada masa penjajahan Belanda tahun 1927 M.

Masuknya Muhammadiyah ke Minangkabau dibawa oleh perantau asal maninjau yang pulang kampung dari Yogyakarta dan Pekalongan  pada tahun 1924, yaitu ;
1.      Marah intan
2.      Dt Nan Bareno
3.      Dt Majo Lelo, dan
4.      Sutan Marajo.
Empat orang inilah perantau asal Maninjau yang membawa Muhammadiyah dari Yogyakarta pada tahun 1924 yang atas kesepakatan bersama meramu unsur tokoh masyarakat sungai batang maninjau hingga melahirkan kesepakatan untuk melebur Organisasi lokal “ SENDI AMAN TIANG SELAMAT “ yang didirikan oleh Syekh DR .H. Abdul Karim Amarullah di Sungai Batang Maninjau  mejadi Muhammadiyah. Peleburan itu didasari oleh kesamaan  kegiatan dan cita-cita antara Muhammadiyah dengan Sendi aman tiang selamat serta mengingat Muhammadiyah telah tersebar diberbagai daerah di pulau jawa.

Putera Maninjau Pemimpin Muhammadiyah.
Adalah  Buya Haji Ahmad Rasyi Sutan Mansur Putra Maninjau yang telah besar dirantau orang dan menjadi Pengurus  Muhamadiyah Cabang Pekalongan, Cabang Pekajang dan Kedung Wuni  yang diserahi tugas oleh pengurus Pusat Muhammadiyah  untuk pulang ke minang kabau guna meredam suasana ketika terjadinya  ancaman dan konflik antara Muhammadiyah dengan  orang-orang komunis  pada akhir tahun 1925.

Dalam setiap ceramahnya di yang begitu sejuk dan cerdas di Bukittinggi khususnya di surau Inyik Sekh  M.Jmail Jambek telah berhasil menyemaikan bibit  pembaharuan pada takoh masyarakar Kurai limo jorong  ( Bukittinggi ) sehingga lahirlah tekad untuk mendirikan Muhammadiyah,setelah mendapat izin dari Inyi Sekh M.Jamil Jambek maka diadakanlah beberapa kali  musyawarah untuk membentuk pengurus Muhammadiyah Bukittinggi.

Dalam musyawarah membentuk pengurus Muhammadiyah itu besar sekali harapan kepada Inyik Sekh M.Jamil Jambek untuk memimpinnya namun karena beliau tidak mungkin ikut memimpin maka beliau  menyuruh puteranya M.Zen Jambek mengurus Muhammadiyah.

Perintis Muhammadiyah di Bukittinggi.
Sesudah mengadakan pertemuan dengan beberapa ualam dan Guru-guru  maka dibentuk lah Pengurus Muhammadiyah Bukittinggi pada tahun 1927, dengan Ketuanya Bapak Suleman Efendi seorang bekas Polisi.

Dipilihnya Bapak Suleman Efendi( bekas polisi ) menjadi ketua, salah  satunya dilatar belakangi oleh situasi waktu itu yang masih panas karena baru saja terjadi perang silungkang oleh komunis ketika itu orang masih takut kalau Muhammadiyah itu dianggap komunis disamping Syarikat Islam ( S.I ) Telah masuk lebih dahulu dan sedang hangat.
 Susunan Pengurus Pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar