DI
BUKITTINGGI
1927
– 2012.
Pertumbuhan
Dan Perkembangan
Dari Sungai Batang
ke Bukititnggi.
Pertumbuhan dan
perkembangan Muhammadiyah di Minang Kabau khususnya Bukititnggi sesungguhnya
merupakan suatu hal sangat luar biasa
bila ditilik dari situasi pada masa
penjajahan Belanda tahun 1927 M.
Masuknya
Muhammadiyah ke Minangkabau dibawa oleh perantau asal maninjau yang pulang
kampung dari Yogyakarta dan Pekalongan pada tahun 1924, yaitu ;
1. Marah intan
2. Dt Nan Bareno
3. Dt Majo Lelo, dan
4. Sutan Marajo.
Empat orang inilah
perantau asal Maninjau yang membawa Muhammadiyah dari Yogyakarta pada tahun
1924 yang atas kesepakatan bersama meramu unsur tokoh masyarakat sungai batang
maninjau hingga melahirkan kesepakatan untuk melebur Organisasi lokal “ SENDI
AMAN TIANG SELAMAT “ yang didirikan oleh Syekh DR .H. Abdul Karim Amarullah di
Sungai Batang Maninjau mejadi
Muhammadiyah. Peleburan itu didasari oleh kesamaan kegiatan dan cita-cita antara Muhammadiyah
dengan Sendi aman tiang selamat serta mengingat Muhammadiyah telah tersebar
diberbagai daerah di pulau jawa.
Putera Maninjau
Pemimpin Muhammadiyah.
Adalah Buya Haji Ahmad Rasyi Sutan Mansur Putra
Maninjau yang telah besar dirantau orang dan menjadi Pengurus Muhamadiyah Cabang Pekalongan, Cabang
Pekajang dan Kedung Wuni yang diserahi
tugas oleh pengurus Pusat Muhammadiyah
untuk pulang ke minang kabau guna meredam suasana ketika terjadinya ancaman dan konflik antara Muhammadiyah
dengan orang-orang komunis pada akhir tahun 1925.
Dalam setiap
ceramahnya di yang begitu sejuk dan cerdas di Bukittinggi khususnya di surau
Inyik Sekh M.Jmail Jambek telah berhasil
menyemaikan bibit pembaharuan pada takoh
masyarakar Kurai limo jorong ( Bukittinggi ) sehingga lahirlah tekad untuk
mendirikan Muhammadiyah,setelah mendapat izin dari Inyi Sekh M.Jamil Jambek
maka diadakanlah beberapa kali musyawarah untuk membentuk pengurus
Muhammadiyah Bukittinggi.
Dalam musyawarah
membentuk pengurus Muhammadiyah itu besar sekali harapan kepada Inyik Sekh
M.Jamil Jambek untuk memimpinnya namun karena beliau tidak mungkin ikut
memimpin maka beliau menyuruh puteranya
M.Zen Jambek mengurus Muhammadiyah.
Perintis
Muhammadiyah di Bukittinggi.
Sesudah mengadakan
pertemuan dengan beberapa ualam dan Guru-guru maka dibentuk lah Pengurus Muhammadiyah
Bukittinggi pada tahun 1927, dengan Ketuanya Bapak Suleman Efendi seorang bekas
Polisi.
Dipilihnya Bapak
Suleman Efendi( bekas polisi ) menjadi ketua, salah satunya dilatar belakangi oleh situasi waktu
itu yang masih panas karena baru saja terjadi perang silungkang oleh komunis
ketika itu orang masih takut kalau Muhammadiyah itu dianggap komunis disamping
Syarikat Islam ( S.I ) Telah masuk lebih dahulu dan sedang hangat.
Susunan Pengurus Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar